Kuala Lumpur, Selasa - Partai Islam oposisi Malaysia kembali berselisih dengan sekutunya dari partai non-Muslim. Hal itu terjadi karena Partai Islam mengatakan tetap mendukung penerapan hukum syariah.
Husam Musa, Wakil Ketua Partai Islam Se-Malaysia (PAS), dihujani kritik dari anggota partai lain yang sama-sama bergabung dalam koalisi oposisi. PAS bersekutu dengan tiga partai lainnya. Husam dikritik ketika menyatakan dalam sebuah forum, Sabtu (20/12), bahwa partainya berharap dapat mendorong pemberlakuan hukum agama jika oposisi berkuasa.
Husam, Selasa di Kuala Lumpur, menyatakan sangat terkejut atas kontroversi ucapannya tersebut. Dia menyebutkan tidak mengatakan sesuatu yang baru karena kebijakan partainya sudah diketahui orang banyak sejak saat itu.
”Kami tetap berpegang teguh pada pendapat kami dan tidak dapat mengesampingkannya. Namun, kami meyakinkan sekutu kami, pada saat implementasi tidak akan ada tindakan pemaksaan kehendak. Harus ada keputusan dari semua anggota oposisi jika kami ingin menerapkan hukum itu,” ujarnya.
Wacana lama
Partai Islam selama bertahun- tahun sudah membuat wacana tentang negara yang berdasarkan agama. Wacana ini mendapat dukungan dari warga Muslim Malaysia di pedalaman Kelantan dan Terengganu.
Akan tetapi, PAS kemudian melemahkan wacana itu setelah membentuk aliansi politik dengan Partai Aksi Demokratik yang sebagian besar anggotanya adalah warga China Malaysia serta partai multiras Partai Keadilan Rakyat sebelum pemilihan umum pada Maret lalu. Aliansi tersebut secara tidak terduga mendapatkan suara yang cukup signifikan. (AP/joe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar