Selasa, 23 Juni 2009

Mousavi Serukan Protes Berlanjut

teheran, senin - Kandidat presiden Iran yang kalah, Mir Hossein Mousavi, tidak mau menyerah dan menyerukan kepada pendukungnya untuk meneruskan protes menentang hasil pemilu secara damai. Hingga Senin (22/6), otoritas Iran telah menangkap 457 pemrotes.

”Negara ini milik kalian. Memprotes kebohongan dan kecurangan adalah hak kalian,” ujar Mousavi. Pernyataan Mousavi itu menentang seruan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang telah meminta agar protes di jalan-jalan dihentikan.

Di situs pribadinya, Mousavi juga meminta agar pendukungnya menyalakan lampu kendaraan di siang hari sebagai bentuk protes. Kubu reformis pendukung Mousavi tampaknya tengah menyusun strategi untuk meneruskan momentum protes tanpa membahayakan pendukungnya.

Hal itu dilakukan menyusul kekerasan yang dilakukan aparat keamanan dalam menghadapi pemrotes sehingga menyebabkan total 17 orang tewas. Mousavi meminta polisi dan milisi menahan diri dalam menghadapi protes supaya tidak lagi jatuh korban jiwa.

Kemarin jalan-jalan di Teheran tampak sunyi, tetapi tegang. Stasiun radio milik pemerintah melaporkan, situasi Teheran tenang untuk pertama kali sejak pemilu presiden pada 12 Juni. Saksi mata menuturkan, 1.000 orang kembali berkumpul di pusat kota Teheran, Senin, dan langsung dibubarkan dengan gas air mata.

Sebuah video yang menayangkan gambar seorang perempuan tergeletak tewas berlumuran darah telah beredar ke seluruh dunia melalui internet dan menjadi simbol demonstrasi Iran di dunia maya. Perempuan bernama Neda itu tewas saat ikut aksi protes pro-Mousavi bersama ayahnya dan ribuan pemrotes lainnya, Sabtu pekan lalu.

Stasiun televisi milik pemerintah, Press TV, mengutip Kantor Jaksa Agung, menyebutkan, ”sejumlah pengacau yang tidak dikenal” menembaki pemrotes dan menewaskan beberapa di antaranya pada protes hari Sabtu.

Tidak berpengaruh

Kemarin, Dewan Garda, badan yang paling berkuasa di Iran, menyatakan telah menemukan ketidakberesan yang terjadi di 50 daerah pemilihan dari total 336 daerah pemilihan. Akan tetapi, Dewan Garda menegaskan, temuan itu tidak akan memengaruhi kemenangan Presiden Mahmoud Ahmadinejad dalam pemilu presiden.

Juru bicara Dewan Garda, Abbas Ali Kadkhodaei, mengatakan, pemeriksaan Dewan Garda menemukan bahwa suara yang diberikan di 50 daerah pemilihan lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan jumlah pemilih terdaftar. Para kandidat yang kalah mengatakan, kecurangan semacam itu terjadi di 170 daerah pemilihan.

”Hal itu tidak memengaruhi hasil pemilu,” kata Kadkhodaei. Presiden Ahmadinejad memenangi pemilu presiden dengan perolehan 63 persen suara, sedangkan Mousavi di urutan kedua dengan 34 persen suara.

Pengakuan Dewan Garda tentang adanya kecurangan dalam pemilu tampaknya tidak akan meredakan pemrotes yang menuding terjadinya kecurangan massal dan sistemis. Mantan Presiden Mohammad Khatami yang pro-Mousavi mengatakan, membawa gugatan kepada Dewan Garda bukanlah solusi.

Pemerintah Iran terus menuding Barat campur tangan terhadap urusan dalam negeri mereka. Ahmadinejad, Minggu, secara terbuka mengatakan kepada Amerika Serikat dan Inggris agar berhenti mengintervensi Iran. ”Dengan membuat komentar kasar, kalian tidak akan punya tempat dalam lingkaran teman bangsa Iran. Saya minta kalian untuk mengoreksi posisi ikut campur kalian,” kata Ahmadinejad. (ap/afp/reuters/fro)

Tidak ada komentar: