Rabu, 24 Juni 2009

Iran Akan "Beri Pelajaran" Parlemen Siapkan Pelantikan Presiden

Teheran, Selasa - Otoritas Iran bersikap makin keras kepada pemrotes. Setelah pasukan elite Garda Revolusi mengancam untuk bertindak keras terhadap pemrotes, otoritas Iran, Selasa (23/6), menyatakan akan ”memberi pelajaran” kepada para pemrotes yang ditangkap.

”Mereka yang ditangkap akan diperlakukan dengan cara yang bisa memberi mereka pelajaran,” kata seorang pejabat senior pengadilan, Ebrahim Raisi, seperti dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA. Tak dijelaskan detail mengenai pernyataan itu.

Raisi mengatakan, sebuah pengadilan khusus tengah mempelajari kasus para pemrotes yang ditangkap. Hingga kemarin, lebih dari 450 orang telah ditangkap karena keikutsertaan mereka dalam aksi protes menentang hasil pemilu presiden yang dimenangi Presiden Mahmoud Ahmadinejad secara mutlak.

Kemarin, polisi antihuru-hara dikerahkan di beberapa alun-alun utama di Teheran. Hingga tengah hari, tidak ada tanda-tanda pemrotes berkumpul di tempat itu.

Hari Senin malam juga berlalu dengan tenang tanpa ada kerusuhan. Sebelumnya, sekitar 1.000 pemrotes yang berkumpul di Alun-alun Haft-e Tir dan mengabaikan larangan protes dihalau polisi antihuru-hara dan milisi Basij.

Sekelompok mahasiswa yang berencana menggelar protes di depan Kedutaan Besar Inggris di Teheran membatalkan aksi mereka karena tidak mendapat izin dari otoritas.

Tidak menyerah dengan peringatan otoritas Iran, salah seorang kandidat presiden yang kalah, Mehdi Karoubi, menyerukan agar para pendukung reformis mengadakan upacara berkabung bagi para korban tewas pada Kamis besok. Sebanyak 17 orang tewas dalam aksi protes selama lebih dari sepekan ini.

Tak ada pembatalan

Kubu reformis menuding terjadinya kecurangan massal dalam pemilu dan menuntut pembatalan hasil pemilu. Namun, Dewan Garda, badan paling berkuasa di Iran, Selasa, kembali menegaskan tidak akan ada pembatalan hasil pemilu.

”Pada pemilu presiden kali ini, kami tidak menemukan kecurangan atau pelanggaran besar. Oleh karena itu, tidak ada kemungkinan pembatalan (hasil pemilu),” kata juru bicara Dewan Garda, Abbasali Kadkhodai, seperti dikutip stasiun televisi milik pemerintah Iran, Press TV.

Sehari sebelumnya, Dewan Garda mengakui adanya jumlah suara yang melebihi jumlah pemilih terdaftar di 50 daerah pemilihan. Akan tetapi, hal itu dinilai tidak memengaruhi hasil pemilu.

Parlemen Iran menyatakan tengah mempersiapkan pemerintahan baru. ”Dewan Ketua Parlemen menyiapkan waktu pada 26 Juli hingga 19 Agustus untuk pengambilan sumpah presiden dan penyusunan kabinet baru,” sebut laporan IRNA.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon kemarin menyerukan agar penggunaan kekerasan terhadap pemrotes segera dihentikan. Dia juga meminta agar Iran menghormati hak sipil untuk mengadakan protes. Iran langsung mengecam pernyataan Ban dan menyebut dia mencampuri urusan dalam negeri Iran.

Sebagai bentuk dukungan bagi Iran, Rusia menyatakan tetap menghormati hasil pemilu yang telah diputuskan. China, Venezuela, dan sejumlah negara berkembang juga cenderung mendukung hasil pemilu Iran.

Sebanyak 27 negara anggota Uni Eropa menolak tudingan Iran bahwa mereka telah mencampuri urusan dalam negeri Iran. Sejak protes pecah, Iran gencar menuding Barat mendukung protes itu.

Protes menentang hasil pemilu terjadi dengan latar belakang perselisihan antara Iran dan Barat tentang program nuklir Iran. Pihak Barat mencurii Iran memproduksi senjata nuklir. Tudingan tersebut dibantah Iran yang menyatakan bahwa program nuklir tersebut adalah untuk tujuan damai.(ap/afp/reuters/fro)

Tidak ada komentar: