![]() |
AP Photo/Hussein Malla Muslim Lebanon dari kelompok Sunni, yang dikenal pro-Barat, merayakan kemenangan partai-partai yang didukung AS dan sekutunya di Tarik Jadideh, Beirut, Lebanon, Minggu (7/6). Hezbollah dan sekutunya, termasuk dari kalangan Kristen, tak mampu mengubah opini warga. |
Kemenangan blok Saad al-Hariri yang dikenal sebagai anti-Suriah itu mengejutkan. Pada awalnya, banyak pihak yang menduga aliansi Hezbollah (yang didukung Iran) akan menang. Kemenangan kubu ini akan memperpanjang jabatan PM Fouad Siniora, sahabat lama keluarga Hariri.
Setelah Komite Pemilu Lebanon mengumumkan kemenangan kubu Saad al-Hariri, penduduk Beirut beramai-ramai turun ke jalan merayakan kemenangan. Pesta kembang api dan letupan petasan bertalu-talu di Beirut dikombinasikan dengan sajian minuman sampanye.
Kubu Hariri yang dikenal dengan nama kelompok ”14 Maret” dan didukung AS itu memenangi ”daerah gemuk” yang seharusnya bisa dikuasai oposisi, seperti Zahle, dan distrik Kristen, seperti Batroun dan Koura, serta sebagian wilayah Kristen di Beirut.
Wilayah yang diperebutkan secara ketat hanya wilayah Kristen di Distrik Metn. Di wilayah ini, Aoun dan mantan Presiden sekaligus pemimpin dari Partai Phalangis, Amin Gemayel, sama-sama kuat.
Selain di Distrik Metn, Aoun juga menguasai Distrik Jbeil dan Kesrouan yang mayoritas berpenduduk Kristen.
Di daerah-daerah ”kekuasaan” Hezbollah dan distrik Sunni, dukungan warga tetap tidak berubah. Namun, dukungan ini tak cukup membuat aliansi oposisi menang telak.
Hasil pemilihan parlemen kali ini dinilai sebagai kegagalan Iran dan Suriah yang selama ini telah mendukung Hezbollah.
Hasil pemilu disambut Arab Saudi, AS, dan Mesir yang mendukung blok ”Maret 14”. Tanggal ini adalah hari di mana terjadinya protes besar-besaran untuk menuntut militer Suriah keluar dari Lebanon pada tahun 2005.
Salah seorang politikus di Lebanon menduga mayoritas warga Lebanon khawatir kelompok Syiah akan memberlakukan hukum Syariah di Lebanon.
Pemerintah Israel berharap pemerintahan baru di Lebanon dapat mengantisipasi berbagai serangan yang dimulai dari Lebanon.
”Pemerintah yang baru harus memperkuat stabilitas dan keamanan, menghentikan segala penyelundupan senjata, dan melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB terutama pada poin perlucutan senjata semua kelompok bersenjata di Lebanon. Salah satunya termasuk Hezbollah,” sebut pernyataan tertulis dari Departemen Luar Negeri Israel.
Tidak ketinggalan Hezbollah mengingatkan kubu pro-Barat untuk tidak membuka pembicaraan atau menyentuh sedikit pun masalah persenjataan yang dimiliki Hezbollah. ”Kelompok mayoritas harus berjanji untuk tidak mempertanyakan peran kami sebagai partai perlawanan, legitimasi senjata kami, ataupun fakta bahwa Israel adalah musuh negara,” kata pejabat Hezbollah, Mohamed Raad.
Raad juga mengingatkan bahwa hasil pemilihan itu justru menunjukkan kekacauan politik yang lebih parah. ”Ada indikasi krisis masih akan berlanjut kecuali mayoritas mengubah perilakunya,” kata Raad yang juga anggota parlemen.
Hezbollah terlibat dalam konflik sengit dengan Israel di tahun 2006. Hezbollah tidak mau meletakkan dengan alasan senjata tersebut diperlukan untuk melawan Israel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar