![]() |
AP PHOTO/MARK BAKER Seorang pelajar Iran memegang kertas yang mempertanyakan kertas suaranya (yang diberikan untuk Mir Hossein Mousavi) dalam aksi demonstrasi di luar Kantor Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (15/6). |
Teheran, Senin
”Secara alami dalam pemilu, gugatan harus diajukan melalui saluran legal. Perlu bagi Anda untuk mengikuti isu ini secara damai,” kata Khamenei kepada Mousavi saat keduanya bertemu, seperti dikutip stasiun televisi milik pemerintah, Senin (15/6).
Khamenei memegang keputusan final dalam semua persoalan strategis di Iran. Bahkan kemenangan Ahmadinejad dianggap sebagai kemenangan Khamenei. Iran tergolong negara pemegang konsep kekuasaan teokrasi, di mana kekuasaan bertumpu pada para petinggi. Presiden Ahmadinejad hanya merupakan perpanjangan tangan.
Khamenei telah memerintahkan Dewan Garda mengkaji secara saksama gugatan Mousavi. Dewan ini sangat berkuasa dalam segala bidang dan menyatakan akan memutuskan nasib gugatan resmi yang diterima dari Mousavi dan kandidat lain, Mohsen Rezaie, dalam 10 hari. Ketua Dewan Garda Ayatollah Ahmad Jannati mendukung Ahmadinejad.
Protes untuk menggugat hasil pemilu oleh puluhan ribu pendukung Mousavi kembali pecah di Teheran, Senin. Protes tetap berlangsung meski Departemen Dalam Negeri melarang dan menyatakan protes itu ilegal. Surat kabar milik kubu Mousavi,
Mousavi hadir pada protes di alun-alun Enghelab dan Azadi bersama Mehdi Karroubi, juga kandidat presiden reformis yang kalah. Mereka hadir untuk menjamin aksi itu berjalan damai. Ini merupakan penampilan pertama Mousavi setelah pengumuman hasil pemilu pada pekan lalu. ”Mousavi, kami mendukungmu! Kami akan mati, tetapi ambil kembali suara kami!” seru para pendukung Mousavi.
Protes pecah sejak Sabtu saat otoritas mengumumkan kemenangan telak Ahmadinejad dalam pemilu hari Jumat. Mereka mengatakan terjadi kecurangan pemilu. Ahmadinejad meraih 63 persen suara.
Kerusuhan terjadi di beberapa tempat di Teheran saat polisi antihuru-hara berhadapan dengan pemrotes yang mengamuk. Pemrotes melempari polisi dengan batu, merusak kaca-kaca jendela, dan membakar kendaraan di jalanan. Skala kerusuhan tersebut belum pernah terjadi sejak demonstrasi mahasiswa
Namun, sejumlah besar massa juga mengadakan aksi di Teheran untuk menyatakan dukungan kepada Presiden Ahmadinejad.
Mantan Presiden Iran Mohammad Khatami, pendukung Mousavi, menghendaki agar hasil pemilu presiden dibatalkan dan pemilu baru digelar. Di hadapan pendukungnya, Mousavi menyatakan kesediaan ikut serta dalam pemilu baru.
Khatami mengkritik otoritas Iran yang melarang pendukung Mousavi menggelar protes. Ia mengatakan, pendukung Mousavi memiliki hak untuk melakukan protes damai. ”Saya berniat untuk bergabung dalam protes damai hari ini dan menyatakan protes saya terhadap keburukan yang dilakukan terhadap rakyat dan revolusi,” ujar Khatami.
Para analis Iran memperingatkan bahwa perselisihan soal kemenangan Ahmadinejad akan melemahkan Iran dan mengisolasi negara itu dari seluruh dunia. ”Persepsi banyak warga Iran bahwa suara mereka tidak diperhitungkan akan memberatkan legitimasi pemilu di masa mendatang. Sekarang kata 'curang' telah masuk dalam kosakata politik negara ini,” kata Sayeed Laylaz, analis yang berbasis di Teheran.
Hasil pemilu itu menegaskan adanya perpecahan masyarakat Iran. Ahmadinejad memiliki pendukung di pedesaan dan kaum papa. Mousavi memperoleh dukungan dari kaum muda perkotaan dan kelas menengah.
Sejumlah negara, terutama Barat, mengkritik tindakan keras yang diambil aparat keamanan untuk menghadapi pemrotes. Uni Eropa, Senin, menyerukan agar Iran tidak menggunakan kekerasan kepada pemrotes.
Uni Eropa mendesak Iran agar melakukan penyelidikan atas kecurangan dalam pemilu supaya gugatan yang diajukan kubu reformis bisa terjawab. ”Ini adalah persoalan yang harus dijawab dan diselidiki oleh otoritas Iran,” sebut pernyataan para menteri luar negeri Uni Eropa yang dirilis di Luksemburg.
Inggris menyuarakan keprihatinan soal dampak kekerasan di Iran terhadap hubungan internasional dengan pemerintahnya. ”Implikasinya belum jelas. Yang kami tahu tidak ada respons Iran terhadap tawaran rangkulan dari komunitas internasional,” kata Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, ada tanda-tanda ketidakberesan dalam pemilu presiden Iran. Dia mendesak diadakan kajian yang transparan atas hasil pemilu.
Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier, Minggu, memanggil Dubes Iran untuk Jerman guna menyampaikan protes Jerman atas penyiksaan aparat Iran kepada pendukung kaum reformis.
Departemen Luar Negeri Perancis, Senin, meniru Jerman dengan memanggil Duta Besar Iran untuk Perancis di Paris. Deplu Perancis menyatakan keprihatinan atas insiden pascapemilu presiden di Iran. Perancis juga menegaskan sangat menginginkan jawaban atas tuduhan kecurangan dalam pemilu.
Amnesty International mendesak otoritas Iran untuk menyelidiki tindakan keras terhadap para pemrotes yang dinilai sangat berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar