Jumat, 03 April 2009

Badawi Resmi Mundur


Oposisi Sampaikan Petisi, Minta Raja Tunda Pelantikan Najib
Jumat, 3 April 2009 | 03:16 WIB

Kuala Lumpur, Kamis - Abdullah Ahmad Badawi hari Kamis (2/4) resmi menyampaikan permohonan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri kepada Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin. Raja pun menerima pengunduran diri tersebut.

Dengan pengunduran diri Abdullah itu, maka Jumat (3/4) ini Wakil Perdana Menteri Najib Razak akan diambil sumpahnya di istana raja sebagai perdana menteri baru Malaysia.

”PM Abdullah memberikan pengunduran dirinya kepada raja. Raja memahami dan menerimanya,” ungkap seorang pejabat senior Malaysia.

Akan tetapi, berbarengan dengan penyerahan pengunduran diri Abdullah itu, sebanyak 81 anggota parlemen dari kubu oposisi pun menyampaikan petisi bersama kepada raja. Isi petisi adalah meminta raja menunda pengambilan sumpah Najib sampai dia benar-benar bersih dari tuduhan korupsi dan keterlibatan dalam pembunuhan seorang perempuan muda asal Mongolia. Namun, kecil kemungkinan raja akan menuruti permintaan itu.

Sejumlah analis mengatakan, Najib menghadapi tantangan yang besar untuk menggairahkan kembali organisasi Melayu Bersatu (UMNO) serta mencegah Malaysia terpengaruh oleh kemunduran ekonomi global.

Produksi barang-barang industri turun 20,2 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Penjualan barang manufaktur pun turun 22,7 persen dan ekspor turun 27,8 persen, yang merupakan tingkat terendah sejak tahun 2001.

Perpisahan

Pada hari terakhirnya sebagai PM, seperti dilaporkan The New Straits Times online, Abdullah mengadakan makan siang perpisahan untuk sekitar 130 staf kantor perdana menteri dan kementerian pertahanan di kediaman resminya.

Dalam pesan terakhirnya, Abdullah meminta agar seluruh pegawai negeri tetap berkomitmen pada pekerjaan mereka dan mengambil langkah tegas untuk mendorong majunya sektor-sektor publik, dengan memberikan pelayanan terbaik bagi rakyat.

Abdullah akan diingat karena memberikan ruang kebebasan publik yang lebih besar ketimbang PM yang digantikannya, Mahathir Mohamad. Akan tetapi, dia gagal memenuhi janjinya untuk memberantas korupsi, mereformasi peradilan, serta memperkuat lembaga-lembaga pelayanan publik. (AP/AFP/OKI)

Tidak ada komentar: