Senin, 30 Maret 2009


PM Abhisit Balik "Menyerang"


AP Photo/Apichart Weerawong
Pemrotes anti-Pemerintah Thailand dan pendukung mantan PM Thaksin Shinawatra meneriakkan slogan dalam aksi protes di luar Gedung Pemerintahan di Bangkok, Thailand, Minggu (29/3). Ribuan demonstran antipemerintah ini sudah empat hari mengepung Gedung Pemerintahan.
Senin, 30 Maret 2009 | 04:25 WIB

Bangkok, Minggu - Menghadapi protes antipemerintah yang memasuki hari keempat, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva akhirnya balik menyerang lawannya. Abhisit, Minggu (29/3), menuding mantan PM Thaksin Shinawatra memicu kekacauan demi keuntungan pribadi.

”Dia (Thaksin) mencoba menggerakkan orang dalam usaha meraih keuntungan diri sendiri,” kata Abhisit. Dia menambahkan, protes diperbolehkan menurut hukum, tetapi pemrotes seharusnya tidak menimbulkan kekacauan bagi rakyat Thailand yang sudah didera krisis perekonomian global.

Ribuan pendukung Thaksin telah berdemonstrasi di depan Gedung Pemerintah sejak Kamis pekan lalu. Mereka menuntut pembubaran parlemen dan penyelenggaraan pemilu dini.

Akhir pekan lalu, Thaksin berpidato di hadapan sekitar 30.000 pendukungnya melalui rekaman video dari luar negeri. Dia menyerukan agar pendukungnya di seluruh Thailand turun ke jalan melawan pemerintah.

”Saya meminta kalian untuk bangkit. Tidak perlu datang ke Bangkok, cukup protes damai di seluruh negeri untuk mengatakan bahwa kita menghargai demokrasi,” ujar Thaksin.

Thaksin juga mengkritik kebijakan Abhisit untuk menghadapi krisis perekonomian global. Abhisit membela diri dengan mengatakan pemerintahannya masih bekerja dan yakin bisa terus bekerja mengatasi krisis.

Kemarin Abhisit mengakui bahwa otoritas Thailand berupaya untuk menghalangi tampilnya Thaksin di hadapan pendukungnya. Akan tetapi, upaya itu gagal.

”Perang”

Analis mengatakan, protes oleh kubu pendukung Thaksin bukan ancaman serius bagi pemerintahan Abhisit. Namun, Thaksin telah menyuarakan ”perang” dan kekuatan dia tidak bisa diremehkan.

”Kalau dalam istilah tentara, ini seruan perang. Meskipun ada jarak, dukungan bagi Thaksin masih kuat. Kemarin malam dia membangkitkan lagi dukungan itu,” kata Thitinan Pongsudhirak, pakar politik pada Chulalongkorn University, Bangkok.

Sebelumnya, Thaksin juga menuding Dewan Penasihat Raja yang dipimpin mantan PM Prem Tinsulanonda sebagai dalang kudeta militer tahun 2006 yang menggulingkan Thaksin. Komentar tersebut mengejutkan Thailand karena Dewan Penasihat Raja dianggap sebagai kepanjangan tangan Raja Bhumibol Adulyadej.

Pemerintah Thailand tengah mendorong upaya ekstradisi Thaksin dari negara lain. (ap/afp/fro)

Tidak ada komentar: