Jumat, 27 Maret 2009

Badawi Kritik UMNO


Ketamakan dan Rasa Puas Diri Menggerogoti Legitimasi

EPA/AHMAD YUSNI
Para anggota delegasi mendengarkan pidato Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi (terlihat di layar), Kamis (26/3) di Kuala Lumpur, dalam rangka pertemuan tahunan Organisasi Nasional Melayu Bersatu.
Jumat, 27 Maret 2009 | 03:44 WIB

Kuala Lumpur, Kamis - Perdana Menteri Malaysia yang segera lengser, Abdullah Ahmad Badawi, Kamis (26/3), memperingatkan Organisasi Nasional Melayu Bersatu yang semakin terkontaminasi ketamakan, rasa puas diri, dan persaingan internal.

Hal itu disampaikan Abdullah Badawi dalam pidato terakhirnya pada Kongres Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) di Kuala Lumpur. Pada kongres itu, Abdullah menyerahkan kekuasaannya sebagai Ketua Umum UMNO kepada wakilnya, Najib Razak. Secara otomatis pula, hal itu bermakna penyerahan jabatan perdana menteri kepada Najib.

”Kita telah teracuni oleh pencapaian-pencapaian kita dan kita menjadi puas diri. Kita terlalu yakin telah menjadi sangat berkuasa. Materialisme telah merasuk ke dalam partai, membuat sejumlah anggota partai serakah dan kikir,” ungkap Abdullah.

Dia menambahkan, pemilu tahun lalu, yang memberikan sepertiga kontrol kekuasaan di parlemen kepada oposisi, merupakan petunjuk bahwa ”Kegemilangan UMNO telah memudar. UMNO menghadapi situasi antara hidup dan mati, satu hal yang mengkhawatirkan masa depan dan keberlangsungan kita,” papar PM Malaysia itu.

Pada kongres UMNO itu, menantu Abdullah, Khairy Jamaluddin, berhasil memenangi posisi sebagai Ketua Pemuda UMNO, yang merupakan ”kawah candradimuka” untuk pemimpin Malaysia mendatang.

”Kemenangan Khairy merupakan sebuah pukulan. Hal itu mengganggu perimbangan kekuatan di antara tim Najib. Dia (Najib) tentu saja menginginkan orang dari faksinya sendiri,” kata analis politik, Khoo Kay Peng.

Kursi sayap perempuan UMNO dimenangi Shahrizat Jalil, yang juga merupakan sekutu Abdullah.

Cara lama

Abdullah naik ke kekuasaan tertinggi Malaysia pada 2003, menggantikan Mahathir Mohamad yang memimpin Malaysia lebih dari 20 tahun. Semula Abdullah memang diharapkan membawa angin perubahan politik, birokrasi, dan keadilan di Malaysia, yang selama beberapa dekade dikendalikan dengan tangan besi. Abdullah tidak berhasil memenuhi banyak harapan.

Abdullah mengindikasikan dalam pidatonya bahwa tak terpenuhinya harapan itu antara lain karena ada hambatan dari kelompok-kelompok konservatif di UMNO.

Abdullah menegaskan, UMNO jangan kembali ke cara-cara lama karena hal itu bisa mempercepat kemunduran partai. Abdullah mengaku sedih karena masih banyak tokoh di UMNO yang meyakini perubahan tidak perlu dilakukan. Tokoh lama UMNO yakin kekuasaan bisa dicapai dengan cara lama, termasuk membatasi kebebasan dan membungkam kritik. (AP/AFP/Reuters/OKI)

Tidak ada komentar: